Kongres Ikatan Pustakawan Indoenesia Ke- XV dan Seminar Ilmiah Nasional 2022 yang di laksanakan di Hotel Vasa Surabaya ini merupakan wadah para pustakawan sebagai motor penggerak untuk berdiskusi dan curah pendapat, terhadap perkembangan dan pembangunan bidang Perpustakaan dan Kepustakawanan dan juga sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pustakawan Indonesia serta konsolidasi dan sinkronisasi untuk merumuskan program kerja. Kongres yang mengangkat tema “Peran Pustakawan dalam Ekosistem Digital Nasional” dihadiri oleh 600 peserta dari seluruh Indonesia. IPI sendiri merupakan organisasi nirlaba yang didirikan pada 6 Juli 1973 sebagai wadah bagi pustakawan dengan tujuan meningkatkan profesionalisme pustakawan Indonesia, mengembangkan ilmu perpustakaan dan informasi, mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian pustakawan untuk bangsa dan negara serta memajukan dan memberikan perlindungan kepada anggota. Kegiatan ini dihadiri oleh para Pengurus Daerah IPI Provinsi / Kabupaten / Kota, Para Pustakawan / Dinas / Instansi Pemerintah/Swasta, Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi/ Kabupaten/Kota, Dosen dan Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Pengelola Perpustakaan, Komunitas dan Pemerhati Perpustakaan.
Kegiatan yang diselenggarakan pada 1—4 November 2022 tersebut mengangkat tema Peran Pustakawan dalam Ekosistem Digital Nasionla. Ketua IPI T. Syamsul Bahri periode 2018—2021 dalam sambutannya mengatakan bahwa Pustakawan akan menghadapi tantangan di masa depan, mengingat pada era disrupsi menuntut pustakawan menjadi mentor, fasilitator, motivator, serta menginspirasi untuk mengembangkan imajinasi kreativitas yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui informasi.“Pustakawan harus berperan dalam meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat saat ini seperti berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan membangun kerja sama dalam memecahkan masalah,” kompetensi global di era disrupsi yang diperlukan pustakawan adalah kemampuan menggabungkan koleksi digital dan tercetak, kemampuan mengakses informasi dengan berbagai format, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui media yang telah berkembang pesat.
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, menyatakan pada masa kini, perpustakaan harus berubah ke digital. “Mau tidak mau, suka tidak suka, perpustakaan harus bertransformasi dari manual ke digital. Karena ini eranya digital,” jelasnya.
Berkaitan dengan tema yang diangkat, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa tugas pustakawan tidak sederhana.
Hal yang senada disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah yang sekaligus membuka perhelatan yang dilaksanakan 1 kali dalam 3 tahun “Kemunduran dalam hal sopan santun di Indonesia dalam dunia digital didominasi oleh kelompok usia dewasa berdasar laporan Digital Civility Index dari Microsoft tahun 2022. Tugas pustakawan selain membuat mereka gemar membaca, tetapi juga mengedukasi untuk melakukan interaksi digital secara sopan,”
Kongres IPI XV dimeriahkan dengan berbagai agenda seperti seminar ilmiah dengan narasumber dari Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri, Kepala Pusat Data dan Informasi Perpustakaan Nasiona, Taufiq A. Gani, Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, Duta Baca Jawa Timur, Heralda Syafira, motivator Paso Deka Dewanto, dan Universitas Airlangga Rahma Sugihartati. Selain itu juga diadakan laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat IPI periode 2018-2021, pemilihan kepengurusan baru Pengurus Pusat IPI periode 2022-2025, menyusun program kerja, meninjau ulang AD/ART dan kode etik, dan melakukan kunjungan kerja ke perpustakaan provinsi Jawa Timur.
Sebagai perwakilan dari Provinsi Riau, 3 orang pustakawan ikut hadir dan berpartispasi dalam kegaitan Kongres IPI Ke-XV dan Seminar Ilmiah Nasional yaitu : Muhammad Tawwaf (Kepala Perpustakaan UIN Suska Riau), Suriani (Ketua IPI Prov. Riau) dan Eko Syahputra (Pustakawan UIN Suska Riau)