Perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tujuan utama yaitu membantu lembaga pendidikan agar tercapainya tujuan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan juga bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada penggunanya akan kebutuhan informasi. Perpustakaan juga seharusnya telah memberikan pelayanan yang prima yang berfokus kepada kebutuhan dari penggunanya.Kunci dari kesuksesan dari pelayanan prima tidak terlepas dari sumberdaya manusia (pustakawan) yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penggunanya. Semua ini terletak pada profesionalisme pustakawan, yang dimana pustakawan yang secara langsung bertindak dan terlibat langsung kepada penggunanya.Pustakawan juga sebagai tolok ukur perkembangan ninformasi dan perpustakaan.Untuk itu perlu adanya suatu dukungan yang berupa pelatihan atau Benchmark ke Universitas lain. Dimana dukungan ini berdampak langsung memperoleh pengetahuan pustakawan dan perkembangan perpustakaan. Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, Perpustakaan UIN Suska Riau ingin membandingkan kinerja SDM saat ini dengan organisasi lain guna memberikan pandangan dan pengetahuan baru terkait aktivitas organisasi yang biasa dilakukan, dan kegiatan benchmarking dianggap cocok untuk diaplikasikan dalam hal ini. Benchmarking merupakan proses yang digunakan dalam sebuah organisasi untuk mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap organisasi lain pada aktivitas yang sama. Dari hasil benchmarking suatu organisasi dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga pegawai dapat menemukan best practice untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebagaimana kita ketahui Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta merupakan salah satu dari perpustakaan terbaik di Indonesia yang berakreditasi A (Amat Baik). Memiliki visi “Menjadi Mitra bagi sivitas Akademika dan Masyarakat Belajar dalam Mengembangkan Pengetahuan Melalui Pengelolaan Informasi yang Islami, setara dengan Perpustakaan Berkualitas di Negara Maju” sehingga misi utama mereka adalah memberikan pelayanan prima pada anggota perpustakaan dan sivitas akademika lainnya. Pelayanan prima yang mereka terapkan dibuktikan dengan banyaknya pengunjung perpustakaan UII yang mencapai 138.436 orang dengan peminjam yang mencapai 82.611 orang pada tahun 2016. Pelayanan prima yang diberikan juga didukung dengan lingkungan perpustakaan yang nyaman dan bersih. Kemudian untuk meningkatkan kepuasan penggunanya, perpustakaan UII mulai membangun layanan perpustakaan digital.Peserta benchmark terdiri dari 10 orang pustakawan /tenaga perpustakaan.Dengan adanya sesi diskusi dan tanya jawabdapat melakukan perbandingan proses layanan yang biasa dilaksanakan dengan proses layanan yang ada di perpustakaan UII. Kemudian proses tanya jawab juga memberikan pengetahuan dan sudut pandang baru bagi peserta benchmark terkait solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang ada di perpustakaan UIN Suska Riau.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 17 Agustus 2017. Hari pertama peserta benchmark singgah ke kota icon nya jogjakarta yaitu Malioboro. Di hari ke-2, kita berkunjung ke UII. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dan sambutan dari Direktur Perpustakaan UII,Bapak Joko Sugeng Prianto, S.IP, M.Hum.Dilanjutkan dengan presentasi terkait profil perpustakaan serta layanan-layanan yang ada di perpustakaan UII. Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab terkait proses layanan dan administrasi perpustakaan oleh beberapa kepala divisi perpustakaan UII. Kemudian peserta benchmark diajak untuk melakukan Library Tour di setiap ruangan (unit) di perpustakaan UII seperti locker, sirkulasi, pengolahan buku, perawatan buku dan Multimedia. Ketika melaksanakan library tour,peserta benchmark sangat antusias, yang manajuga terjadi proses diskusi dan tanya jawab terkait proses kegiatan layanan yang ada di Perpustakaan UII.Secara umum, pelayanan perpustakaan UII (locker, sirkulasi peminjaman dan pengembalian buku serta multimedia) sama dengan perpustakaan UIN Suska Riau yakni menerapkan sistem informasi perpustakaan (simpus) dengan sistem barcode dan menggunakan teknologi RFID.Setiap unit perpustakaan sudah terkoordinir oleh divisi-divisi yang membidanginya.Tetapi yang membedakannya yaitu dalam hal shelving atau menyusun kembali buku ke rak dan jam kunjung perpustakaan. Untuk shelving ada petugas khusus yang dibayarkan yaitu mahasiswa. Sehingga buku tersusun rapi tidak ada satupun buku yang menumpuk diatas meja karena mereka standby shelving per tiap jam. dan juga faktor yang sangat mendukung adalah kesadaran mahasiswa itu sendiri terhadap kerapian buku.Selain itu CS (cleaning service) nya dibayar untuk membersihkan buku dan rak buku. Buku-buku bersih dilap tanpa debu.
Terkait jam pelayanan di perpustakaan UII yaitu mereka buka sampai pukul 22.00 WIB untuk hari Senin – Jumat, Sabtu buka pukul 8.00 WIB – 16.00 WIB.
Yang lebih menarik lagi, ada candi bersejarah di dalam Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakartadi Jalan Kaliurang Kilometer 14,5, Slemanyang tepatnyaterletak di depan Perpustakaan UII. Candi ini ditemukan secara tidak sengaja oleh para pekerja yang sedang menggali pondasi perpustakaan kampus pada tahun 2009. Kemudian pembangunan gedung perpustakaan dihentikan untuk sementara waktu. Tahun 2011 pembangunan perpustakaan dilanjutkan kembali dan candi diambil alih oleh PEMDA setempat untuk mengelolanya.Candi tersebut dinamakan candi Kimpulan. Mahasiswa UII dan wisatawan bisa langsung melihat candi tersebut. Candinya sudah dilestarikan, sehingga nyaman untuk dikunjungi. Seperti apa rupanya?….Yuk ke Kampus UII…
Hari ke-3 peserta benchmark refreshing ke Puncak Becici( hutan pinus) yang merupakan spot keren untuk menikmati kota Jogjakarta dari ketinggian, salah satu lokasi yang diminati mantan Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama.
Dengan adanya benchmark, peserta benchmark mendapatkan sudut pandang baru terkait layanan prima perpustakaan (excellent service) dan dapat melakukan perbandingan terhadap layanan yang biasa dilakukan serta menambah jaringan dengan sesama pustakawan dan staff perpustakaan. Dengan kegiatan ini peserta benchmark diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas untuk menghasilkan inovasi baru di perpustakaan UIN Suska Riau dan memiliki keinginan untuk meningkatkan kualitas layanan prima dan mengembangkan perpustakaan UIN Suska Riau menjadi lebih baik.(ismi)