WEBINAR “MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TIK PERPUSTAKAAN”

Perpustakaan UIN Suska Riau menyelenggarakan kegiatan Webinar dengan tema: “MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERPUSTAKAAN”. Yang diikuti oleh pustakawan di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi, Dinas, dan Asosiasi Perpustakaan dan Pustakawan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 19 Oktober 2021 dimulai pada pukul 09.30 WIB s.d pukul 12.00 WIB. Kegiatan diwali dengan Pengarahan dan dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Hairunnas, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Narasumber pada acara ini terdiri dari 4 orang orang yang masing-masing menyampaikan materi yang berbeda. Narasumber pertama yaitu Bapak Dr. H. Muhammad Tawwaf, S.IP., M.Si (Kepala Pusat Perpustakaan UIN Suska Riau) dengan materi “ Kesiapan Pustakawan Dalam Menghadapi TIK, Narasumber kedua yaitu Bapak Dr. Taufiq A. Gani, S.Kom., M.Eng,Sc (Kepala Pusat Data dan Informasi Perpusnas RI) dengan tema “Membangun Infrastruktur TIK di Perpustakaan”, Narasumber ketiga yaitu Bapak Hanindyo (Ketua PD IPI DKI Jakarta) dengan tema “Pengalaman Membangun Infrastruktur TIK di Perpustakaan”,  Narasumber ketempat yaitu Bapak Ir. Ferry Megatoni Muslim (Direktur PT Batuah Infotama Sakti) dengan tema “Menuju Perpustakaan Modern Berbasis RFID”. Moderator Bapak Khaidir Alimin, S.Ag, SS., M. Si (Pustakawan Ahli Madya UIN Suska Riau)

Para narasumber diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi sekitar 20 menit untuk masing-masing orang. Melalui aplikasi Zoom Meeting para pemateri mempresentasikan mengenai topik masing-masing. Acara ini juga dapat disaksikan melalui streaming youtube dengan alamat yang tertera pada brosur. Setelah penyampaian materi selesai, dibuka sesi tanya jawab bagi para peserta yang ingin memberikan pertanyaan.

Tema ini diusung berkaitan dengan peran perpustakaan di era teknologi informasi dan komunikasi saat ini dimana pustakawan dituntut untuk mampu berinovasi dan berkreasi untuk menciptakan produk-produk yang bermanfaat bagi pemustaka agar eksistensi perpustakaan tidak tergerus oleh zaman. Mengingat saat ini search engine telah menyentuh berbagai lapisan masyarakat, jika pustakawan tidak tanggap dan mengembangkan diri maka bisa jadi perpustakaan akan mengalami disrupsi teknologi.

Kesimpulan dari webinar dan knowledge sharing yang telah berlangsung yaitu bahwa pustakawan harus mampu menciptakan karya-karya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat agar eksistensi pustakawan tetap diakui. Selain itu paradigma berpikir saat ini yang lebih menitikberatkan pada pelayanan oleh pustakawan, jadi sebagai pemberi jasa pustakawan harus mampu memberikan kemudahan yang bersifat solutif kepada masyarakat khususnya pengguna perpustakaan.

Demikian halnya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan layanan perpustakaan dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi adalah dengan menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Dengan adanya teknologi RFID, pengguna dapat melakukan self-service yaitu layanan mandiri. Keuntungan melakukan layanan mandiri ini yaitu dapat mempercepat proses sirkulasi peminjaman dan pengembalian, sehingga waktu yang diperlukan efisien. Kemudahan dari implementasi RFID ini perlu memperhatikan pengguna dimana pemanfaatan RFID ini nanti sepenuhnya akan dimanfaatkan oleh pengguna. Oleh karena itu, pengguna perlu diberi pemahaman yang cukup agar proses otomasi di perpustakaan dengan teknologi RFID dapat dilakukan dengan benar. (M. Tawwaf)

About Ekosp

Check Also

Bedah Buku “Di Ujung Waktu”

Rabu bertepatan dengan 22 Mei 2004 bertempat di Gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) Pascasarjana UIN …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *